KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity)
adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan,
yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi
dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan
sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi.
Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga
sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler
muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu
cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara
besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Jenis keanekaragaman hayati
- Keanekaragaman genetik atau gen (genetic diversity);adalah ke anekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup, di tandai dengan perubahan fisik suatu makhluk hidup yang tidak terlalu dominan.
- Keanekaragaman spesies (species diversity); Variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (antar spesies) genusnya atau marganya berbeda. Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
- Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat ,komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia lautdan dapat mempengaruhi sistem kehidupan di dalamnya contoh: seleksi alam
DUNIA HEWAN
A.PORIFERAPorifera adalah hewan air yang hidup di laut. Hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindahtempat secara bebas.
Ciri utama Þ memiliki iubang (Pori) yang banyak dan membentuk suatu Sistem Saluran. Air dan makanan yang larutdidalamnya diarnbil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang Ostium, kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelahmakanan diserap air yang berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut Oskulum.
Terdapat sel dengan bentuk khusus yang disebut Koanosit atau Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan.Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka Þ pencernaan Intrasel.
Mempunyai Eksoskeleton (Rangka Luar): terdiri dari serabut-serabut lentur yang disebut Spongin dan terdiri dari duriyang disebut Spikula.
Pembiakan dengan cara generatif (kawin), hewan ini mempunyai daya Regenerasi yang tinggi.
PORIFERA DIBEDAKAN MENJADI 3 GOLONGAN
2. Sycon 3. Rhagon (Leucon) ![]() B. COELENTERATA
Coelenterata dan Ciri-cirinya- Nama Coelenterata berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus sehingga coelenterata
berarti hewan yang memiliki rongga. Rongga tersebut digunakan sebagai
ususnya dan sebuah mulut sebagai alat untuk menelan mangsanya, serta
tentakel sebagai alat penangkap mangsanya. Jadi, bila dibandingkan
dengan Porifera, Coelenterata jauh lebih kompleks. Pernahkah Anda
melihat ubur-ubur? Hewan ini merupakan salah satu binatang karang dan
termasuk dalam anggota Coelenterata. Anda pasti sudah mengetahui
habitatnya. Kebanyakan hewan ini hidup di air laut, tetapi ada juga yang
hidup di air tawar. Hidupnya bisa secara berkoloni maupun soliter
(menyendiri). Tubuhnya umumnya melekat pada dasar perairan.
1) Ciri-Ciri Coelenterata. Apabila Anda berwisata ke daerah pantai, carilah ubur-ubur atau Hydra dan
amatilah struktur tubuhnya! Bandingkan dengan Gambar 8.10 berikut ini!
Tubuh hewan tersebut tidak jauh berbeda seperti kantung dengan
beberapa tentakel di sekitar mulut. Pada permukaan tentakel, terdapat
sel beracun (knidoblast) yang mengandung sel penyengat kecil (nematosis)
yang dapat digunakan untuk melumpuhkan mangsa sehingga dia dapat
mempertahankan dirinya. Penyengat ini dapat melumpuhkan organisme kecil,
besar, bahkan manusia. Tentakel dengan penyengat inilah yang merupakan
ciri utama dari filum ini.
Gambar 8.10 Ubur-ubur (Hydra)
Bila kita memotong seekor Hydra dari
kepala sampai pangkal, maka hewan ini tidak mempunyai permukaan dorsal
dan permukaan ventral, maupun sisi kanan dan sisi kiri sehingga akan
menampakkan tubuhnya yang simetris radial. Tubuhnya tersusun dari dua
lapisan kulit (diplobastik), yaitu ektoderm dan endoderm.
Ingatlah ektoderm sebagai lapisan luar (epidermis) untuk melindungi
endoderm sedangkan endoderm sebagai lapisan dalam (gastrodermis) untuk
pencernaan. Di antara kedua lapisan ini terdapat rongga yang berisi
bahan seperti jeli, yaitu zat gelatin yang dinamakan mesoglea dan
pada lapisan ini terdapat sel-sel saraf yang letaknya tersebar dan
karena tidak mempunyai kepala, maka tidak memiliki pusat susunan saraf
pusat.
Oleh beberapa ahli,
mesoglea dianggap sebagai lapisan ketiga. Jika ada makanan maka bagian
tubuh yang dekat makanan akan masuk melalui lubang (mulut) dan masuk
ke rongga dalam yang disebut rongga gastrovaskular dan di dalam rongga ini proses pencernaan makanan terjadi. Coba Anda pikirkan!
a) Fase Polip
Daur hidup Coelenterata mengalami fase polip dan fase medusa.
Pada fase polip hidupnya menempel di batuan perairan. Terlihat pada
Gambar 8.11 (a) bentuknya seperti silinder dengan ujung yang satu
terdapat mulut yang dikelilingi tentakel dan ujung lain buntu untuk
melekatkan diri. Polip ini umumnya hidup secara soliter atau menyendiri,
tetapi ada pula yang membentuk koloni, karena dia melekat jadi tidak
dapat bergerak bebas. Polip yang membentuk koloni mempunyai beberapa
macam bentuk menurut fungsinya, yaitu polip untuk makan yang disebut gastozoid. Polip yang digunakan untuk pembiakan dengan menghasilkan medusa disebut gonozoid dan polip untuk pertahanan. Koloni dari beberapa bentuk polip disebut polimorfisme.
b) Fase Medusa
Pada
fase medusa, Coelenterata hidup melayang-layang di perairan. Bentuk
tubuhnya tampak seperti payung/lonceng dengan tantakel pada bagian tepi
yang melingkar, tampak transparan, dan berenang bebas. Di bagian
tengah permukaan bawahnya terdapat mulut. Bentuk tubuh lainnya seperti
bunga mawar dan mendapat julukan “mawar laut”.
Fungsi dari medusa
adalah untuk berkembang biak secara seksual, jadi pada fase medusa ini
akan menghasilkan sperma dan ovum. Tidak semua Coelenterata mempunyai
bentuk polip dan medusa, ada yang hanya mempunyai bentuk polip saja.
Gambar 8.11 (a) Bentuk polip (b) Medusa
2) Perkembangbiakan Coelenterata. Untuk
memperbanyak diri, Coelenterata berkembang biak secara aseksual dengan
membentuk kuncup/tunas yang menempel pada hewan induknya, yaitu pada
kakinya dan akan membesar sehingga terbentuk tentakel kemudian terlepas
sehingga dapat menjadi individu baru. Ada juga yang tetap melekat pada
induknya dan induknya tetap membentuk kuncup yang lain sehingga
terbentuklah koloni.
Selain
secara aseksual, Coelenterata dapat juga berkembangbiak secara
seksual, yaitu dengan penyatuan sperma dan sel telur yang akan
terbentuk zigot. Sperma yang telah masak dikeluarkan dalam air dan akan
berenang menuju ovum. Jika bertemu, terjadilah pembuahan dan zigot
yang akan dihasilkan tumbuh menjadi larva bersilia yang disebut planula.
Zigot ini dapat berenang meninggalkan induknya dengan tujuan agar
tidak terjadi perebutan makanan. Jika terdapat pada suatu perairan yang
cocok, maka akan tumbuh membentuk individu baru.
3) Jenis-Jenis Coelenterata. Para ahli taksonomi membagi Coelenterata menjadi tiga kelas, yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan Anthozoa. Bagaimana ciri-ciri dari ketiga kelas tersebut?
Gambar 8.12 Beberapa hewan Coelenterata
a) Hydrozoa. Pernahkah Anda melihat Hydra, Obelia, atau Physalia. Ketiga jenis hewan ini merupakan contoh dari Coelenterata. Perhatikan Gambar 8.12 agar lebih jelas!
(1) Hydra
Berdasarkan pengamatan dapat kita lihat bentuk Hydra seperti kantung, berongga, dan tidak bersekat. Hidupnya secara soliter di air tawar. Makanannya berupa hewan-hewan kecil misalnya jentik nyamuk, udang, kerang. Hydra bereproduksi secara aseksual dan seksual. Agar lebih jelas, lihatlah Gambar 8.13!
Gambar 8.13 Hydra dengan alat perkembangbiakannya
(2) Obelia
Obelia merupakan jenis Coelenterata yang hidup di air laut dan hidup secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin. Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat menghasilkan alat reproduksi. Agar lebih jelas, amati daur hidupnya pada Gambar 8.14!
Gambar 8.14 Daur hidup Obelia
(3) Physalia
Physalia mempunyai bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni polip yaitu ada polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi (gonazoid) dan polip untuk menangkap mangsa (daktilozid).
Gambar 8.15 Siklus hidup ubur-ubur
b) Schyphozoa
Ubur-ubur mempunyai ukuran yang besar dan berbentuk medusa, hewan ini sering terdampar di pantai. Daur hidupnya seperti yang terlihat pada Gambar 8.15. Hati-hati lagi jika menyentuh ubur-ubur karena tentakelnya mengandung sel penyengat dan mengeluarkan racun yang sangat gatal, jika tidak tahan kulit akan melepuh.
c) Anthozoa
Berdasarkan asal katanya, Anthozoa memiliki arti bunga, sering disebut sebagai mawar laut, bentuknya sangat indah. Hewan ini sebenarnya mempunyai tentakel. Termasuk jenis hewan ini adalah anemon laut dan hewan karang. Kebanyakan hidup secara berkoloni yang membentuk rumah dari kapur yang sering dinamakan “karang”.
Gambar 8.16 Anthozoa
4) Peranan Coelenterata bagi Kehidupan. Banyak
sekali manfaat coelenterata ini dalam kehidupan. Ubur-ubur sering
dimanfaatkan oleh orang Jepang untuk bahan makanan dan sebagai bahan
kosmetik. Beberapa jenis hewan Anthozoa dapat membentuk karang yang
bentuknya bervariasi dan sangat indah sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai objek yang berkaitan dengan pariwisata. Ada juga jenis Anthozoa
yang membentuk rangka dari zat tanduk yang sering dikenal sebagai akar
bahar (Euplexaura antipathes) yang kerangkanya dapat digunakan
sebagai gelang. Kita seharusnya bersyukur sebab di negara kita
Indonesia, banyak sekali keindahan alam yang dapat dijadikan objek
wisata sehingga dapat meningkatkan taraf perekonomian penduduk di
sekitar tempat wisata itu. Selain itu, bangsa kita menjadi lebih
terkenal, misalnya dengan adanya Taman Laut Bunaken di Menado, Pasir
Putih di Jawa Timur, dan Taman Laut di Bali.
C.PLATYHELMINTHES
Ciri tubuh Ciri tubuh Platyhelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Platyhelminthes memiliki ukuran tubuh beragam, dari yang berukuran hampir microskopis hingga yang panjangnya 20 cm.Tubuh Platyhelminthes simetris bilateral dengan bentuk pipih.Diantara hewan simetris bilateral, Platyhelminthes memiliki tubuh yang paling sederhana. Struktur dan fungsi tubuh Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus).Usus bercabang-cabang ke seluruh tubuhnya.Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah (sirkulasi).Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi.Pernapasan dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya.Proses ini terjadi karena tubuhnya yang pipih.Sistem eksresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk menjaga kadar air dalam tubuh.Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali.Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga.Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) Platyhelminthes terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit.Alat reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh. Cara hidup dan habitat Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap.Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia. Reproduksi Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual.Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal).Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain.Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes.Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru. Klasifikasi Jenis Platyhelminthes dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing rambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (caing pita). Turbellaria (cacing rambut getar) Turbellaria memiliki ukuran tubuh bersilia dengan ukuran 15 – 18 mm.Silia digunakan untuk bergerak.Pergerakan juga dapat menggunakan otot dengan gerakan seperti gelombang.Pada kalas ini akan dibahas mengenai ciri salah satu contoh Turbellaria, yaitu Dugesia. Bagian anterior tubuh Dugesia berbentuk segitiga dan memiliki sistem indera berupa sepasang bintik mata serta celah yang disebut aurikel.Bintik mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang, sedangkan aurikel berfungsi sebagai indera pembau saat Dugesia mencari makanannya. Permukaan tubuh bagian ventral Dugesia memiliki silia yang berfungsi untuk pergerakan.Pada bagian tengah tubuhnya terdapat mulut.Melalui mulut, faring dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa yang selanjutnya dicerna di dalam usus. Sistem eksresi Dugesia terdiri dari saluran bercabang-cabang yang disebut protonefridia, memanjang dari pori-pori pada permukaan tubuh bagian dorsal sampai ke sel-sel api dalam tubuhnya.Sel-sel api yang berbentuk seperti bola lampu dan memiliki silia di dalamnya.Pergerakan silia berfungsi untuk menggerakkan air dalam sel menyerupai nyala api sehingga sel tersebut dinamakan sel api.Dugesia merupakan hewan hemafrodit, namun reproduksi seksual tidak dapat dilakukan hanya oleh satu individu.Fertilisasi dilakukan secara silang oleh dua individu Dugesia.Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui proses periode larva.Sedangkan reproduksi aseksual adalah dengan membelah dirinya dan setiap belahan tubuh akan menjadi individu baru yang dikarenakan oleh daya regenerasinya yang sangat tinggi. Trematoda (cacing isap) Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior tubuhnya.kegunaan alat isap adalah untuk menempel pada tubuh inangnya.Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya.Dengan demikian, Trematoda merupakan hewan parasit. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata.Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula dan permukaan tubuhnya tidak memiliki silia.Salah satu contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).Cacing hati memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.Daur hidup cacing hati terdiri dari fase seksual dan aseksual.Fase seksual terjadi saat cacing hati dewasa berada di dalam tubuh inang utama.Fase aseksual dengan membelah diri terjadi saat larva berada di dalam tubuh inang perantara. Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia antara lain sebagai berikut : - Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina ) cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.Inang perantaranya adalah siput air dan ikan. - Schistosoma japonicum Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pad saluran pencernaan manusia.Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan ciri demam, anemia, disentri, berat badan turun, dan pembengkakan hati. - Paragonimus westermani Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya adalah udang air tawar. Cestoda (cacing pita) Cestoda juga disebut sebagai cacing pita karena bentuknya pipih panjang seperti pita.Tubuh Cestoda dilapisi kutikula dan terdiri dari bagian anterior yang disebut skoleks, leher (strobilus), dan rangkaian proglotid.Pada skoleks terdapat alat pengisap.Skoleks pada jenis Cestoda tertentu selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) yang berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium).Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.Proglotid yang dibuahi terdapat di bagian posterior tubuh cacing.Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja. Cestoda bersifat parasit karena menyerap sari makan dari usus halus inangnya.Sari makanan diserap langsung oleh seluruh permukaan tubuhnya karena cacing ini tidak memiliki mulut dan pencernaan (usus).Manusia dapat terinfeksi Cestoda saat memakan daging hewan yang dimasak tidak sempurna.Inang pernatara Cestoda adalah sapi pada Taenia saginata dan babi pada taenia solium
D.NEMATHELMINTHES
Struktur Jaringan Tubuh Cacing Gilig (Nemathelminthes)- Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang artinya benang dan helminthes yang berarti cacing. Cacing Nemathelminthes sering disebut juga cacing gilig karena
cacing ini tidak terbagi menjadi segmen-segmen dan dengan bentuk tubuh
yang silindris. Nama lain Nemathelminthes adalah Nematoda. Nematoda
termasuk hewan pseudoselomata. Cacing yang tergolong dalam filum
Nemathelminthes. Sebagian cacing gilig hidup bebas di air atau di tanah,
dan sebagian parasit pada hewan atau manusia. Cacing ini berukuran
kecil (mikroskopis) Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang
dari 1 mm hingga lebih dari 1 m, dan tubuh dilapisi kutikula.
Cacing Nemathelminthes sudah mempunyai saluran pencernaan yang lengkap
dan permanen. Cacing ini bernapas secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuh dan memiliki cairan mirip darah sebagai alat
transportasi. Reproduksi cacing gilig secara seksual, ovipar, dan jenis
kelamin terpisah (gonochoris). Cacing jantan berukuran lebih kecil
daripada cacing betina. Hewan ini ditemukan di habitat air, tanah
lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya.
Menurut Campbell (1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah
diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang
telah diketahui. Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu
menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya.
Sekitar
50 spesies Nematoda hidup parasit pada manusia. Contoh spesies yang
hidup parasit pada manusia adalah Ascaris lumbricoides (cacing perut),
Wuchereria brancofti (cacing rambut), Ancylostoma duodenale (cacing
tambang), Oxyuris vermicularis (cacing kremi), dan Trichinella
spiralis. Semua spesies tersebut menyebabkan penyakit pada manusia.
Di
antara hewan multiseluler, mungkin hewan ini mempunyai jenis dan
individu terbanyak setelah insekta. Cacing Nemathelminthes dapat
ditemukan di mana saja. Mungkin, tidak ada kelompok lain yang dapat
ditemukan pada semua habitat, seperti halnya cacing ini. Kebanyakan
dari cacing Nemathelminthes hidup bebas di air dan di tanah. Cacing
yang hidup di tanah kadang-kadang dapat merusak akar tumbuhan. Sebagian
jenis lainnya hidup sebagai parasit, baik pada jaringan atau cairan
tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada tumbuhan,
cacing Nemathelminthes dapat hidup pada akar, biji gandum, getah pohon
yang luka. Pada hewan atau manusia, cacing ini dapat hidup di usus,
darah, dan organ-organ lain. Telur cacing ini berukuran mikroskopik dan
tahan terhadap lingkungan yang kurang baik. Nemathelminthes merupakan
hewan triploblastik yang mempunyai selom semu. Oleh karena itu, digolongkan dalam hewan triploblastik pseudoselomata.
Seperti
disebutkan di atas, cacing Nemathelminthes sudah mempunyai pencernaan
sempurna, artinya mempunyai mulut dan anus. Ukuran tubuh
cacing Nemathelminthes pada umumnya kecil dan banyak yang mikroskopik.
Tubuh bagian luar ditutupi oleh lapisan kutikula. Cacing ini tidak
mempunyai sistem sirkulasi (pembuluh darah) dan sistem pernapasan.
Cacing betina pada umumnya lebih besar daripada cacing jantan. Gonad
biasanya berhubungan langsung dengan saluran alat kelamin.
Semua
Nemathelminthes tidak melakukan perkembangbiakan aseksual. Jadi,
perkembangbiakannya dilakukan secara seksual. Alat kelamin jantan dan
betina terpisah (dioecius). Cacing betina umumnya berukuran lebih besar
daripada cacing jantan. Betina dan jantan juga dapat dibedakan dari
ekornya. Pada cacing jantan, bagian ekornya (posterior), di dekat
lubang anus, terdapat tonjolan yang disebut penial setae yang
digunakan untuk kopulasi, sedangkan pada betina tidak ada. Beberapa
jenis Nemathelminthes yang hidup parasit pada saluran pencernaan
manusia, di antaranya Ascaris, Ankylostoma/Necator, Trichiuris, dan Enterobius.
![]()
Selain itu, banyak pula yang hidup parasit pada saluran pencernaan kuda, kambing, biri-biri, babi, anjing, dan ayam. Cacing Trichinella larvanya membuat kista di otot babi, kuda, dan manusia. Cacing Wuchereria bancrofti hidup pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Berikut ini contoh daur hidup cacing parasit Ascaris lumbricoides pada manusia. Ascaris lumbricoides merupakan cacing yang menyebabkan penyakit ascariasis.
Stadium dewasanya ada pada usus halus manusia. Telur cacing yang telah
membentuk embrio, mula-mula keluar bersama feses, kemudian termakan
oleh inang (manusia) dan menetas di usus halus menjadi larva kecil.
Larva kemudian menembus dinding usus masuk ke peredaran darah dan
sampai ke paru-paru. Dari paru-paru, larva sampai ke trakea lalu ke
faring. Dari sini larva tersebut dapat tertelan kembali sampai ke usus
halus dan menjadi dewasa di sana.
Beberapa contoh cacing Nemathelminthes adalah sebagai berikut.
a. Ascaris lumbricoides
Cacing
ini sering disebut cacing gelang atau cacing perut karena bersifat
parasit di dalam usus halus manusia. Cacing dewasa dapat mencapai
panjang 40 cm dengan permukaan tubuh yang licin dan dilindungi lapisan
kutikula. Di dalam usus halus, cacing dewasa bertelur, kemudian
telur yang mengandung embrio ini keluar bersama feses. Telur ini jika
ikut termakan oleh manusia akan menetas di usus (infeksi pasif). Larva
dapat menembus dinding usus dan masuk ke dalam peredaran darah menuju
paru-paru. Larva kemudian menuju ke faring dan bila tertelan akan
masuk ke usus halus. Di dalam usus halus cacing menghisap sari makanan
dan mulai bertelur setelah dewasa.
b. Ancylostoma duodenale
Cacing
ini dikenal sebagai cacing tambang yang persebarannya di daerah tropis
Asia dan Afrika. Di daerah Amerika terdapat cacing yang serupa yang
dikenal sebagai Necator americanus. Cacing tambang berukuran 1 – 1,5
cm dan bersifat parasit dalam usus manusia. Pada mulutnya terdapat kait
berupa gigi dari kitin untuk melekat dan melukai dinding usus
inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga dapat menyebabkan
anemia. Penyakit yang disebabkan cacing tambang disebut
ankilostomiasis. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan telur ini
dapat keluar bersama feses. Di tempat yang lembab dan becek telur dapat
menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Larva kemudian
berkembang menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki atau
tangan dan masuk ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung,
paru-paru, faring, tenggorok, dan masuk ke dalam usus (infeksi
aktif). Cacing kemudian mengisap darah pada dinding usus.
c. Trichinella spiralis
Trichinella
spiralis sering disebut cacing otot. Cacing ini bersifat parasit di
usus manusia, babi, dan tikus yang dapat menyebabkan penyakit
trikinosis. Larva dapat masuk bersama
makanan ke dalam usus. Cacing dewasa bertelur di dalam usus dan menghasilkan larva. Larva dapat menembus usus mengikuti aliran darah dan bergerak menuju otot.
d. Enterobius vermicularis
Cacing
ini disebut juga cacing kremi yang bersifat parasit di dalam usus
manusia terutama pada anak-anak. Cacing betina bertelur pada malam hari
dan mengeluarkan zat yang dapat menyebabkan rasa gatal di daerah anus.
e. Wuchereria bancrofti
Cacing
ini bersifat parasit yang hidup pada pembuluh limfe atau getah bening
manusia. Cacing dapat menyebabkan penyumbatan aliran limfe sehingga
terjadi pembengkakan, misalnya pada kaki, akibatnya kaki menjadi besar
seperti kaki gajah yang disebut elepantiasis atau filariasis.
Penyebaran cacing ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex.
D.ANNELIDA
Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana. Ciri tubuh Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya 3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin. Struktur dan fungsi tubuh Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi otot. Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal). Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus (kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen tubuhnya. Cara hidup dan habitat Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri. Reproduksi Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Klasifikasi Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan Hirudinea. Polychaeta Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo). Oligochaeta Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak. Hirudinea Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah). Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
E. MOLLUSA
Mollusca
(dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang
tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.Ciri tubuh Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran dan bentuk tubuh Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Struktur dan fungsi tubuh Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama : Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang. Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal. Cara hidup dan habitat Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit. Reproduksi Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa. Klasifikasi Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Gastropoda Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel. Pelecypoda Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis). Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat. Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus. Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva. Cephalopoda ![]()
F. ARTHROPODA
Arthropoda
(dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki)
merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula
dengan bentuk Arthropoda pun beragam.
Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada
tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen
bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada),
dan abdomen (perut).
Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk
rangka luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di
sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk
perlindungan tubuh yang kuat.
Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh
ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar
mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan
Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan
pembentukan eksoskeleton baru.Tahap pelepasan eksoskeleton disebut
dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis
misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.
Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah
sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali
yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan
pengendalian berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar
berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung,
usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang
beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang.
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa
metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut
saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem
sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang
disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.
Cara hidup dan habitat
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,
komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok
hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang,
dan lebah.
Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran
tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada
juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui
fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ
reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing
menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus
(berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh
dan kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling
umum, yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.
Arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada).Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus ) Malpighi.Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa (segmen pada kaki insecta). Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda. Chilopoda Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang (scutigera sp.). Diplopoda Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.). Crustacea Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Entomostraca Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik, hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai parasit.Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops sp. Malacostraca Malacostraca adalah crustacea yang berukuran lebih besar dari pada entomostraca.Hewan yang termasuk kelompok ini adalah Udang, lobster, dan kepiting.Berikut akan dibahas sedikit mengenai urain hewan kelompok satu ini. Udang memiliki ekssoskeleton yang keras untuk melindungi tubuhnya.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu kaput dan toraks yang menyatu membentuk sefalotoraks, serta abdomen.Dibagian sefalotoraks dilindungi oleh eksoskeleton yang keras berupa karapaks.Karapaks memiliki duri di ujung anterior yang disebut rostrum.Di dekat rostrum terdapar mata faset ( majemuk) yang bertangkai.Pada kaput sefalotoraks merupakan penyatuan lima segmen.Dibagian kaput terdapat sepasang antenula, sepasang antena, dan tiga pasang bagian mulut.Antenula berfungsi sebagai alat peraba, sedangkan antena sebagai alat keseimbangan tubuh.Tiga pasang mulut terdiri dari sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada bagian toraks terdiri dari delapan segmen, terdapat tiga pasang maksiliped, sepasang seliped, dan empat pasang kaki jalan(periopod). Maksiliped tersebut berfungsi sebgai penyaring makanan.Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh.Pada bagian abdomen terdapat lima pasang kaki renang (pleopod).Pada ujung posterior terdapat telson dan sepasang alat kemudi untuk berenang (urupod).Pada udang jantan, pasangan pleopod 1 dan 2 bersatu menjadi gonopod.Gonopod berfungsi sebagai penyalur sperma saat kopulasi.Sedangkan pada wanita berfungsi untuk melekatkan telur dan membawa anaknya.Saluran pencernaan udang terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulut dan esofagus terletak di bagian bawah sefalotoraks.Lambung ( terletak di sefalotoraks ) dan usus ( terletak di abdomen ) berada disepanjang bagian dorsal tubuh.Hati yang merupakan kelanjar pencernaan terletak di bagian toraks dan abdomen.makanan udang berupa berudu, larva, serangga, dan ikan-ikan kecil.Sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat kelenjar hijau yang terletak di kepalanya.Pernapasan dilakukan dengan insang yang terdapat di bagian ventral tubuhnya dekat kaki.Sistem peredaran darah terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan sinus yang rongganya berdinding tipis.Organ kelamin bersifat dioseus. Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga).Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah.Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen.Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli).Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga.Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh.Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea.Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan.Sistem sirkulasinya terbuka.Organ kelaminnya dioseus. *Perkembangan Insecta dibedakan menjadi tiga : Pertama Ametabola adalah perkembangan yang hanya berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud.Contohnya kutu buku (lepisma saccharina) Kedua Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap.Sayap itu akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa.Ringkasan skemanya adalah telur – nimfa (larva) – dewasa (imago).Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit (leptocorisa acuta). Ketiga Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai berikut ; telur – larva – pupa – dewasa.Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa..Pupa berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa.Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa.Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk. *Berdasarkan sayap,Insecta dibedakan menjadi dua sub-kelas : Pertama Apterigota (tidak bersayap), tubuh apterigota berukuran kecil sekitar 0,5 cm dan memiliki antena panjang.Umumnya berkembang secara ametabola.Contoh hewan kelas ini adalah kutu buku. Kedua Pterigota (bersayap), merupakan kelompok insecta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh yang disebut Eksopterigota.Kelompok lain yang sayapnya berasal dari tonjolan dalam dinding tubuh disebut Endopterigota. Eksopterigota dibedakan menjadi beberapa ordo bedasarkan tipe sayap, mulut, dan metamorfosisnya : - Orthoptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang sempit.Misalnya kecoa, jangkrik, dan gansir - Hemiptera memiliki dua pasang sayap yang tidak sama panjang.Contohnya walang sangit (leptocorisa acuta) dan kutu busuk (cymex rotundus) - Homoptera memiliki dua pasang yang sama panjang.Contohnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun (Aphis), dan kutu kepala (Pediculus humanus) - Odonata memiliki dua pasang sayap seperti jala.Contohnya capung (pantala). Endopterigota dibedakan menjadi : - Coleptera memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang keras dan tebal.Misalnya kumbang tanduk (Orycies rhinoceros) dan kutu gabah (Rhyzoperta diminica) - Hymenoptera memiliki dua pasang sayap yang seperti selaput, dengan sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Misalnya semut rangrang (Oecophylla saragillina), semut hitam (Monomorium sp.), lebah madu (Apis indica), dan tawon (Xylocopa latipes) - Diptera hanya memiliki sepasang sayap.Misalnya nyamuk (culex sp.), nyamuk malaria (Anopheles sp), nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti), lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Drosophila melanogaster), dan lalat tse-tse (Glossina palpalis) - Lepidoptera memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus dan tipe mulut mengisap.Misalnya kupu-kupu sutera (Bombyx mori) dan kupu-kupu elang (Acherontia atropos) Peran Arthropoda bagi manusia Berbagai jenis Arthropoda memberikan keuntungan dan kerugian bagi manusia.Peran arthropoda yang menguntungkan manusia misalnya dibidang pangan dan sandang yaitu sebagai berikut : -Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla serrata), dan udang karang (panulirus versicolor) -Penghasil madu, yaitu lebah madu (Apis indica) -Bahan industri kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu sutera (Bombyx mori) Sementara yang merugikan manusia anatara lain : -Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah sebagai vektor penyakit tifus. -Menimbulkan gangguan pada manusia.Misalnya caplak penyebab kudis, kutu kepala, dan kutu busuk -Hama tanaman pangan dan industri.Contohnya wereng coklat dan kumbang tanduk -Perusak makanan.Contohnya kutu gabah -Perusak produk berbahan baku alam.Contohnya rayap dan kutu buku
G. ECHINODERMATA
Echinodermata
(dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok
hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam
(endoskeleton) berduri yang menembus kulit.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti tumbuhan.
Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut).
Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau
runcing panjang.Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang
disebut testa.Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut
ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang
menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung
ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat isap.sistem pencernaan terdiri
dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak
ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan
pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi belum berkembang baik.Echinodermata
melakukan respirasi dan makan pada selom.Sistem saraf Echinodermata
terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf.Echinodermata tidak
memiliki otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat
hermafrodit dan dioseus.
Cara hidup dan habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang,
plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di
daerah pantai hingga laut dalam.
Reproduksi
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi
sederhana.Fertilisasi berlangsung secara eksternal.Zigot berkembang
menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat
beregenerasi.
Klasifikasi
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea.
Asteroidea
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya,
yaitu sekitar 1.600 spesies.Asteroidea juga sering disebut bintang
laut.Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan
Pentaceros sp.Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek.Duri
tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang
disebut Pediselaria.Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan
serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan
mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus
disebut aboral.Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak
juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu
dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari :
- Medreporit adalah lempengan berpori pada permukaan cakram pusat
dibagian dorsal tubuh.
- Saluran cincin terdapat di rongga tubuh cakram pusat
- Saluran radial merupakan cabang saluran cincin ke setiap lengan
- Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang keluar.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat
besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat
yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ
kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar
tubuh.
Ophiuroidea
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular
(Ophiothrix).Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk
seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel.Cakram
pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus
atau berduri tumpul.Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria.Cakram pusat
berbatasan dengan lengan-lengannya.
Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
Echinoidea
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan.Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata).Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme.Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma).Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung.Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran.Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan. Holothuroidea Holothuroidea dikenal dengan nama timun laut atau teripang.Contoh hewan ini adalah Cucumaria sp., Holothuria sp., dan Bohadschia argus.Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya.Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya.Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya.Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral.Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya.Keluar dan masuknya air melalui anus. Crinoidea Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan.Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai.Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu.Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis.Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih.Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam.Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas.Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh).Pada kaliks terdapat mulut dan anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula.Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula.Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan. Peran Echinodermata bagi Manusia Echinodermata dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut. - Makanan.Misalnya telur landak laut yang banyak dikonsumsi di Jepang dan keripik timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo. Jawa Timur. - Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal.Para ilmuwan biologi sering mengggunakan gamet dan embrio landak laut. Namun, bintang laut sering dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
I. CHORDATA
Hewan
yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong
tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana berbentuk seperti cacing
(Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia
Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah:
Di dalam tubuh chordata terdapat celom.
Mesoderm yang merupakan dinding celom tersebut berasal dari entoderm
primer, sehingga chordata termasuk Enterocelomata bersama
Echinedermata. Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu:
Teori-teori tentang asal usul Chordata
disusun berdasarkan karakteristik invertebrata dan kordata rendah. Ada 3
teori yang dapat dikemukakan mengenai asal usul Phylum Chordata yaitu:
Baik anelida maupun Chordata bersifat
bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ ekskresi bersegmen, selom
tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah longitudinal.
Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal
saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang
terdapat pada chordata. Namun, namun mulut anelida itu lalu ada di
sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah
ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah.
Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa
dengan notokorda atau celah-celah insang.
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm
(chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun
demikian, kordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada
artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada
artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral.
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata)
tdan larva bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia
eksternal, dengn ruang selom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu
memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi
sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa
larva echinodermata→larva hemichordata→larva
tunikata→amfioksus→ostracoderm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak
ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba.
Kedudukan Hemichordata dalam phylum
Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat
beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing.. oleh
karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili
dari echinodermata dan chordata.
Anatomi
Badan
ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan
dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai
cilia. Pada badan dapat dibedakan:
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus
dorsalis, truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis
ventralis, glomerolus, dan plexus. Tidak mempunyai alat-alat indera.
Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat pada proboscis dan
pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding
badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu
celom yang bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis.
Di dalam collare terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain
oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan menseterium
entrale. Juga celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus
collare. Celom di dalam proboscis dan di dalam collare dilalui oleh
fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air laut
melalui pori.
Fisiologi
Cellom
proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut
sehingga mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan
gerakan otot tuncus, hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap
terbuka, sehingga air dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis
masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang,
kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa organis merupakan
makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus.
Embryo
Pada Balanoglossusterdapat
amphigoni terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan testes
berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris. Mereka
terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan
baris pori yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi
berlangsung ex tern. Perkembangan dapat langsung atau dengan
metamorphosis. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus,
terjadi pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi
bentuk blastula. Bentuk blastula berubah menjadi bentuk grastula dengan
cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah
dari ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar
terjadi sebagai invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat
gastroporus.
Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
|
0 komentar:
Posting Komentar